Minggu, 18 Juli 2010

Prospek Kabupaten Caringin








Masyarakat Labuan dan sekitarnya memiliki obsesi untuk mengelola derahnya secara mandiri dengan membentuk Kabupaten Caringin, terlepas dari Kabupaten Pandeglang.

Mewujudkan daerah otonomi baru memang tidak mudah. Berbagai kriteria, seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, dan luas daerah harus dipenuhi. Selain itu, beberapa prosedur harus dilaksanakan, seperti insiatif pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat, penelitian pemda, usul pembentukan yang disampaikan ke pemerintah melalui gubernur, observasi dan penilaian oleh Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD), usul RUU kepada presiden, serta penyampaian RUU kepada DPR. Dengan demikian dari tujuh prosedur pembentukan Kabupaten Caringin, yang sudah dilaksanakan baru prosedur pertama, hal ini ditandai dengan adanya persetujuan dari DPRD Kabupaten Pandeglang dalam Rapat Paripurna, 15 Desember 2006.

Kabupaten Caringin akan meliputi 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Labuan, Carita, Jiput, Pagelaran, Patia, Sukaresmi dan Cikedal. Luas wilayahnya mencapai 280 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 260 ribu jiwa, sehingga kepadatan penduduknya 929 jiwa/km2. Sebenarnya kondisi pada 1991, wilayah eks-karesidenan Caringin tersebut meliputi tiga kecamatan yaitu Labuan, Jiput, dan Pagelaran. Dalam perkembangannya Kecamatan Labuan dimekarkan menjadi Labuan dan Carita, Kecamatan Pagelaran dimekarkan menjadi Pagelaran dan Patia, kemudian Kecamatan Patia dimekarkan kembali menjadi Kecamatan Patia dan Sukaresmi, serta Kecamatan Jiput dimekarkan menjadi Jiput dan Cikedal. 


PROSPEK

memperhatikan luas wilayah dan jumlah penduduk beberapa kabupaten di luar Jawa, tampaknya tidak menjadi kendala untuk pembentukan Kabupaten Caringin. Berdasarkan data Departemen Dalam Negeri, dari 349 kabupaten di Indonesia, terdapat dua kabupaten dengan luas wilayah 200-an km2, yaitu Kabupaten Badung (Bali) dan Belu (NTT). Untuk jumlah penduduk ada 118 kabupaten (39 persen) yang berpenduduk kurang dari 200 ribu jiwa. 

Seandainya lolos dari faktor luas wilayah dan jumlah penduduk, Mengenai kemampuan ekonomi, lebih dari 50 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang berasal dari tujuh kecamatan di Caringin. Potensi daerah yang cukup menonjol dari sektor pariwisata. Terdapat tiga kawasan pariwisata yang sedang dikembangkan yaitu Kawasan Laba, Kawasan Cikedal dan Kawasan Carita. Sektor lain yang dapat dikembangkan ialah perikanan, pertanian dengan komoditi unggulan, industri pengolahan, kerajinan dan permukiman. Kecamatan Jiput misalnya, dikenal sebagai sentra agroindustri dengan produk utama emping melinjo. Melalui keterpaduan dengan pariwisata, produk agroindustri Caringin dapat dipromosikan ke seluruh nusantara, bahkan ke mancanegara. 


ATASI KEMISKINAN

Tujuan utama pemekaran wilayah ialah terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terbentuknya Kabupaten Caringin maka berbagai persoalan kemiskinan, pengangguran, angka putus sekolah yang tinggi dan tingkat kesehatan yang rendah, secara perlahan namun pasti dapat diatasi. Kabupaten Pandeglang masih termasuk salah satu daerah yang diikutsertakan dalam program percepatan pembangunan daerah tertinggal, yang ditangani Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Jumlah penduduk miskin Pandeglang mencapai 151 ribu orang, puluhan ribu di antaranya di Caringin. Ternyata kelompok yang paling rawan kemiskinan di Caringin adalah nelayan di garis pantai Kecamatan Carita, Labuan, Pagelaran, dan Sukaresmi. Kemudian kelompok petani dan buruh tani yang tersebar di seluruh kecamatan. 
Beragam program pengentasan kemiskinan diterapkan, mulai dari Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Kredit Usaha Tani (KUT), Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Kredit Ketahanan Pangan (KKP), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), namun jumlah penduduk miskin masih banyak.

Pembentukan Kabupaten Caringin diharapkan jadi strategi mengentaskan kemiskinan. Dengan jumlah penduduk sedikit dan wilayah tidak luas, nanti Pemerintah Kabupaten Caringin dapat melaksanakan kewajibannya, seperti melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengembangkan kehidupan demokrasi, mewujudkan keadilan dan pemerataan, meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan, dan lainnya sebagaimana diamanatkan dalam UU Pemerintahan Daerah. 

Makin pendeknya rentang kendali pemerintahan maka cita-cita masyarakat Caringin untuk lebih sejahtera dapat tercapai. Ini diperlukan manajemen pemerintahan yang profesional, bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga berbagai kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan sehat. Jalur birokrasi dan administrasi perlu disederhanakan sehingga keluhan calon investor tentang perijinan yang berbelit-belit dan mahal tak terjadi di Kabupaten Caringin kelak. Bagaimanapun, salah satu cara untuk menyejahterakan rakyat ialah dengan mendatangkan investor. 

Strategi lain yang tak kalah pentingnya ialah peningkatan kualitas SDM lokal. Jangan sampai masyarakat Caringin hanya jadi penonton di tengah kemajuan wilayahnya. Keberadaan hotel, penginapan dan restoran di objek wisata Carita menggambarkan hal itu. Penduduk lokal umumnya bertugas di bagian keamanan dan keberesihan. Jarang yang menduduki posisi yang lebih penting. Masyarakat Caringin sudah bahu-membahu dan 'berkeringat' untuk merealisasikan cita-citanya membentuk kabupaten, jangan sampai yang menikmatinya nanti hanya orang-orang yang tidak ikut 'berkeringat', sementara para pejuang pemekaran wilayah dilupakan. Untuk itu daya saing SDM lokal perlu ditingkatkan.


Sumber :

Atep Afia Hidayat

http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=7652

25 Desember 2006


Sumber Gambar:

http://masanas.dagdigdug.com/2009/09/28/kenali-dan-kunjungi-objek-wisata-di-pandeglang/

http://kabupaten-caringin.tripod.com/id1.html

http://www.kabupaten-caringin.co.cc/

http://masanas.dagdigdug.com/2009/09/28/kenali-dan-kunjungi-objek-wisata-di-pandeglang/

http://www.swaberita.com/2009/08/25/news/proyek-pltu-2-banten-labuan-rampung-pln-siap-pasok-listrik-jawa-bali.html

http://www.aleusia.com/kenali-dan-kunjungi-objek-wisata-di-pandeglang.html





Peta Caringin


View Larger Map

Jiput Sentra Sayuran Dan Palawija Di Pandeglang

Camat Jiput Wahdi Hidayat mengatakan, daerahnya merupakan sentra produksi sayuran dan palawija di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

"Kalau produksi sayuran dan palawija kita belum ada data riil-nya tapi saya bisa katakan mencapai puluhan ton per hari karena areal penanamannya cukup luas," kata Wahdi ketika dikonfirmasi, Minggu.

Warga kecamatan itu sebanyak 31.534 kepala keluarga dan sebagian besar tinggal di pedesaan serta bekerja sebagai petani.

Animo warga setempat untuk menanam aneka jenis sayuran dan palawija, kata dia, sangat tinggi bahkan telah menjadi tanaman pokok yang dikembangkan masyarakat.

"Kalau di daerah lain sayuran dan palawija hanya sebagai selingan dalam penanaman padi, tapi kalau di Jiput justru padi yang dijadikan selingan dalam penanaman sayuran dan palawija," katanya.

Mengenai jenis sayuran dan palawija yang dikembangkan, menurut dia, cukup banyak di antaranya sawi, daun kol, tomat dan jagung.

Areal penanaman sayuran dan palawija terdapat di 13 desa yang ada di kecamatan tersebut, namun yang paling luas berada di lima desa di antaranya Sukamanah, Banyuresmi dan Pamarayan.

Dalam melakukan penanaman sayuran dan palawija, warga setempat melihat waktu dan cuaca sehingga selain produksinya cukup banyak juga penghasilannya besar.

Ia mencontohkan, setiap menjelang Bulan Ramadhan warga selalu menanam ketimun suri karena permintaan terhadap komoditi itu setiap bulan suci tersebut sangat tinggi.

"Pada Ramadhan lalu, produksi timun suri dari Jiput mencapai 10 ton per hari yang dipasarkan ke berbagai daerah termasuk luar Pandeglang," ujarnya.

Wahdi mengaku, akan terus mendorong warganya untuk mengembangkan tanaman sayura dan palawija tersebut karena memiliki potensi dan prospek yang bagus.

"Biar di daerah lain mengembangkan padi, kami di Jiput akan fokus mengembangkan sayuran dan palawija saja," ujarnya.

(ar/AR/ant)


Sumber :
http://www.beritadaerah.com/news.php?pg=berita_jawa&id=15382&sub=column&page=104
13 Desember 2009

Pantai Carita: Obyek Wisata Pantai yang Mengasyikkan di Banten

Sejak dahulu, Provinsi Banten memang terkenal dengan keindahan pantainya. Sebut saja Anyer yang telah melegenda sejak jaman penjajahan Belanda. Saat ini, Pemerintah bersama masyarakat mengembangkan beberapa obyek wisata pantai di provinsi ini, seperti Carita, Labuan, Karang Bolong dan masih banyak lagi, yang sangat menawan untuk dinikmati di akhir pekan. Kali ini, Explore Indonesia berkesempatan mengunjungi Pantai Carita dan menyajikan cerita seputar lokasi wisata yang mempesona para pengunjungnya ini kepada para pembaca.

Pantai Carita merupakan objek wisata yang terletak di Kabupaten Pandeglang dan telah ditetapkan berdasarkan SK Menteri Pertanian No.440/kpts/UM/1978 pada tanggal 15 Juli 1978 sebagai Taman Wisata Alam. Dengan Panorama yang indah serta pasir pantainya yang putih membuat kawasan ini sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pantai Carita kaya akan sumber daya alamnya. Hamparan tepian yang amat landai dengan ombak laut yang kecil dan lembut menyapu di sepanjang pantai, dipadu pemandangan Gunung Krakatau yang kokoh berdiri di kejauhan menjadi suguhan ukiran alam yang indah dipandang mata. Saat kami bertamu ke sana, melihat dan menyelami sendiri suasana tempat wisata ini, kenyataan itu meyakinkan kami tentang semuanya.



Bermain Pasir Pantai

Banyak pengunjung yang datang kesini menghabiskan sebagian waktunya di pantai sambil bermain pasir. Khususnya bagi anak-anak, bermain di pasir putih Pantai Carita dilakukan sambil membuat istana pasir dan membentuk gunung. Selain anak-anak banyak remaja yang juga senang bermain pasir di sana. Mereka lebih sering membuat lubang besar dan dalam yang dapat mengubur tubuh mereka hingga sebatas leher. Kami pun tidak mau kalah dalam permainan yang cukup mengasyikan itu. Seorang anggota tim Explore Indonesia membuat lubang di pasir dan masuk dengan berbaring di dalam lubang, sementara teman lainnya menguburnya hingga yang terlihat hanya kepalanya saja. Kami pun tidak menyangka, ternyata beberapa saat ”dikubur” mendekat seekor kepiting yang sedang berjalan menuju dirinya, yang akhirnya membuat kami tertawa terpingkal-pingkal melihat ”si terkubur” berteriak-teriak, kuatir jika sang kepiting akan menjepit hidungnya, hahaha….!



Ombak yang Kecil dan Lembut

Di sini para wisatawan diberikan kebebasan untuk berenang langsung di pantai, walaupun dibolehkan hanya sampai batas yang telah ditentukan pengelola pantai. Dengan ombak yang kecil, setiap pengunjung dapat berenang dengan aman dan nyaman kendatipun baru pertama kali berenang di pantai. Sangat mengasikan. Bagi yang ingin berenang menggunakan papan pelampung, di tempat ini banyak tersedia matras selancar dengan harga yang amat merakyat. Cukup mengeluarkan satu lembaran uang lima ribuan rupiah, Anda bisa menggunakan sepuasnya. Sungguh sangat menyenangkan jika berenang menggunakan matras selancar ini, meluncur di atas air dengan santai sambil menikmati alunan gelombang kecil sepanjang pantai. Jika ombak datang, Anda hanya perlu terlungkup di atas matras dan byurrrrr…. matras pun terbawa dorongan ombak ke tepian pantai. Kami pun mencobanya berulang-ulang, wah sungguh mengasikkan dech…, seakan tidak ingin berhenti berenang.



Permainan yang Disuguhkan di Pantai Carita

Setelah puas berenang dan terminum sedikit asinnya air laut, kami mencoba beberapa permainan lain yang lebih menantang. Permainan pertama yang kami coba adalah Speed Boat yang mirip sepeda motor dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 150.000, untuk satu kali penyewaan selama 15 menit. Hmm… lumayan juga sich mengeluarkan biaya sebesar itu, tetapi semua terbayar dengan kenikmatan dan tantangan permainan itu. Sebelumnya, kita diberi tahu terlebih dahulu bagaimana cara menghidupkan dan mengemudikan Speed Boat jangan sampai kita kewalahan jika terjadi sesuatu pada saat kita menjalankannya. Setelah memahami semua instruksinya kami pun memakai jaket pelampung dan mulai menghidupkan mesin. Speed Boat pun mulai hidup serta jalan perlahan, pelan-kencangnya laju Speed Boat tergantung kepada tangan kita yang menarik gas, ingin pelan atau kencang.

Permainan lainnya adalah Banana Boat (balon mirip pisang raksasa yang di tarik oleh perahu motor) dimana para pengunjung dibuat tegang oleh permainan ini karena jalannya yang sengaja dibuat meliuk-liuk, dan terkadang juga ditarik dengan kecepatan kencang tiba-tiba sehingga banyak penumpang Banana Boat yang terjatuh ke air berkali-kali. Anda tidak perlu takut jika tercebur ke air, karena jaket yang kita gunakan membuat tubuh ini mengambang di air.

Hampir 2 jam bermain di air, kami pun semua naik kedaratan dan memesan kelapa muda. Segarnya… meminum air kelapa muda setelah beberapa kali terminum air pantai yang asin. Harga satu buah kelapa muda yang siap minum hanya Rp. 5.000,-. Selain itu, bagi wisatawan yang suka ditato, disini juga ada biang pembuat tatonya loh… Harganya pun relaitf murah, mulai dari Rp. 5.000,- s/d Rp. 50.000,- tergantung besar kecilnya tato yang kita inginkan. Ini hanya temporary tato. Jadi hanya dalam dua minggu tato itu akan luntur dan hilang untuk selamanya.

Bermalam disini pun sangat mengasyikan. Tempat untuk menginap yang tersedia cukup banyak dan bervariasi. Harga kamar permalam relatif murah, dan amat tergantung pada kepandaian tawar-menawar dengan pengelola penginapan, yang kebanyakan berupa kamar kondominium bertingkat. Kami pun mendapatkan sebuah penginapan yang cukup lengkap, dengan fasilitas 2 kamar tidur berkasur empuk, 1 kamar mandi + shower, kulkas, kompor gas, peralatan makan + masak, TV 21 inch + cablevision serta pemandangan langsung ke arah pantai. Penginapan yang lebih mirip flat rumah tinggal untuk 1 keluarga ini kami sewa dengan harga Rp. 600.000,- untuk 1 malam. Bagaimana menurut Anda, apakah mahal atau murah...? Penginapan yang hanya berjarak 10-an meter dari bibir pantai ini, menyajikan suara desir ombak kecil yang menghempas ke pantai di sepanjang malam. Suasana udara sejuk, yang ketika malam semakin larut terasa dingin.

Demikianlah sedikit cerita dari objek wisata Pantai Carita Pandeglang – Banten. Kesan wisata di akhir minggu yang dari awal hingga akhir sungguh mengasyikan. Yah….. mirip-mirip seperti di Pantai Sanur – Bali Kali ya….! (YF)


Sumber :
Yosef Ferdyana
http://www.explore-indo.com/bahari/165-pantai-carita-obyek-wisata-pantai-yang-mengasyikkan-di-banten.html
13 Mei 2008

Presiden Meresmikan PLTU Labuan Banten

Bertepat pada kamis 28 Januari 2010 Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono beserta Ibu negara Ny. Ani Susilo Bambang Yuhoyono meresmikan beroperasinya Unit 1 PLTU Banten 2 Labuan dengan kapasitas 300 MW. Demikian menurut siaran pers Kementerian BUMN melalui Kepala Bagian Humas Kementerian BUMN Mahmud Husen, di Jakarta (28/1).

Turut serta bersama rombongan Presiden yakni Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Kelautan Fadel Muhammad, Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiah, Dirut PLN Dahlan Iskan, Duta Besar Republik Rakyat China serta pejabat penting lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN, Mustafa Abubakar menjelaskan, bahwa proyek percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW mulai menunjukkan hasil. dengan masuknya PLTU Labuan unit 1 ke sistem interkoneksi Jawa Bali sejak Juli 2009.

Proyek PLTU Labuan dengan total kapasitas 2 x 300 MW yang dilaksanakan oleh PLN berdasarkan Peraturan Presiden No: 71 tanggal 05 juli 2006 tentang penugasan kepada PLN untuk melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang menggunakan batu bara.

Proyek ini bertujuan untuk mengurangi Harga Pokok Produksi (HPP), serta menunjang program diversifikasi ke non bahan bakar minyak (BBM) dengan menggunakan batu bara berkalori rendah yang cadangannya tersedia melimpah di tanah air.


Beberapa manfaat kehadiran PLTU labuan adalah:

a. Mengurangi penggunaan BBM untuk operasional pembangkit dalam jumlah cukup besar, sehingga dapat mengurangi subsidi BBM;

b. Pemanfaatan energi alternatif (batubara) yang saat ini tersedia cukup banyak di Kalimantan dan Sumatera, secara signifikan akan meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat pada wilayah sumber batubara, dilain pihak Pemerintah menggunakan BBM hanya untuk ekspor guna menghasilkan devisa negara;

c. Meningkatkan mutu dan keandalan sistem penyediaan, penyaluran, serta pelayanan tenaga listrik, yang pada gilirannya akan mendorong kegiatan ekonomi daerah, regional dan nasional serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;

d. Menanggulangi krisis energi listrik akibat pertumbuhan beban, khususnya untuk wilayah Jawa Bali;

e. Dengan penggunaan bahan bakar non BBM , maka HPP listrik dapat ditekan sehingga dapat meningkatkan efisiensi perusahaan, dan

f. Mempercepat proses pertumbuhan wilayah/daerah setempat di sekitar PLTU Labuan, dengan akan bertumbuhnya berbagai sarana pemukiman, industri kecil, menengah dan besar.

Suryo Saputro (suryo@wartaekonomi)


Sumber :
http://www.wartaekonomi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=4051:presiden-meresmikan-pltu-labuan-banten&catid=53:aumum
29 Januari 2010

PLTU Labuan Gerakkan Roda Ekonomi

Pembangunan pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2 Banten Labuan mampu menggerakkan roda ekonomi di sekitar Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat.

Menurut Manajer Proyek PTWijaya Karya (WIKA) Eko Susilo Prayitno, pembangunan proyek ini mampu menyerap tenaga kerja sekitar 6.000 tenaga kerja. "Tenaga kerja di luar manajemen saja ada sekitar 6.000-an. Itu multiplier effect," kata Eko, di PLTU 2 Banten Labuan, Banten, Sabtu (22/8).

Sebelum pembangunan proyek berlangsung, wilayah sekitar terbilang sepi. Biasanya, tutur Eko, perbankan, pusat perbelanjaan, ataupun tempat hunian sulit ditemukan di wilayah ini. Bahkan, menjelang petang pada pukul 18.00, wilayah ini sudah mulai gelap dan jarang ada orang yang keluar rumah. "Sekarang ada tukang nasi, kos-kosan, juga bank hidup. Sebelumnya sepi," cetusnya.

Rampungnya pembangunan PLTU ini ke depan, diperkirakan juga akan membuka daerah ini serta menghidupkan potensi wisata. Sebab, PLTU ini terletak di tepi pantai Labuan dan dapat menjadi objek wisata di samping wisata pantai Banten lainnya seperti, pantai Carita ataupun pantai Anyer.


Sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/08/22/17314564/pltu.labuan.gerakkan.roda.ekonomi.
22 Agustus 2009

Tentang Kabupaten Caringin


Kabupaten Caringin akan meliputi 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Labuan, Carita, Jiput, Pagelaran, Patia, Sukaresmi dan Cikedal. Luas wilayahnya mencapai 280 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 260 ribu jiwa, sehingga kepadatan penduduknya 929 jiwa/km2. Sebenarnya kondisi pada 1991, wilayah eks-karesidenan Caringin tersebut meliputi tiga kecamatan yaitu Labuan, Jiput, dan Pagelaran. Dalam perkembangannya Kecamatan Labuan dimekarkan menjadi Labuan dan Carita, Kecamatan Pagelaran dimekarkan menjadi Pagelaran dan Patia, kemudian Kecamatan Patia dimekarkan kembali menjadi Kecamatan Patia dan Sukaresmi, serta Kecamatan Jiput dimekarkan menjadi Cikeudal.

Mengenai kemampuan ekonomi, lebih dari 50 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang berasal dari tujuh kecamatan di Caringin. Potensi daerah yang cukup menonjol dari sektor pariwisata. Terdapat tiga kawasan pariwisata yang sedang dikembangkan yaitu Kawasan Laba, Kawasan Cikedal dan Kawasan Carita. Sektor lain yang dapat dikembangkan ialah perikanan, pertanian dengan komoditi unggulan, industri pengolahan, kerajinan dan permukiman. Kecamatan Jiput misalnya, dikenal sebagai sentra agroindustri dengan produk utama emping melinjo. Melalui keterpaduan dengan pariwisata, produk agroindustri Caringin dapat dipromosikan ke seluruh nusantara, bahkan ke mancanegara.

Tujuan utama pemekaran wilayah ialah terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terbentuknya Kabupaten Caringin maka berbagai persoalan kemiskinan, pengangguran, angka putus sekolah yang tinggi dan tingkat kesehatan yang rendah, secara perlahan namun pasti dapat diatasi. Kabupaten Pandeglang masih termasuk salah satu daerah yang diikutsertakan dalam program percepatan pembangunan daerah tertinggal, yang ditangani Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Pembentukan Kabupaten Caringin diharapkan jadi strategi mengentaskan kemiskinan.

Dengan jumlah penduduk sedikit dan wilayah tidak luas, nanti Pemerintah Kabupaten Caringin dapat melaksanakan kewajibannya, seperti melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengembangkan kehidupan demokrasi, mewujudkan keadilan dan pemerataan, meningkatkan pelayanan dasar pendidikan, menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan, dan lainnya sebagaimana diamanatkan dalam UU Pemerintahan Daerah.


Sumber :
http://kabupaten-caringin.tripod.com/id1.html

Pemekaran Wilayah Kabupaten Cibaliung dan Caringin Dipercepat

DPRD Pandeglang akan mempercepat pembentukkan Pansus percepatan pemekaran wilayah, khususnya Kabupaten Cibaliung dan Caringin. Percepatan pembentukkan pansus ini dimaksudkan untuk segera menyelesaikan berbagai kekurangan yang disyaratkan oleh provinsi.

Ketua Komisi I DPRD Pandeglang, Yadi Murodi, Rabu (19/5) mengatakan, pansus dibentuk untuk mempercepat proses pemekaran wilayah. Karenanya, pansus tidak bekerja untuk mencari data terkait pemekaran.

“Rencananya pengisian personel untuk pansus ini akan dilakukan Jumat nanti. Pansus akan menentukan siapa yang menjadi ketua, sekretaris dan anggota,” katanya.

Dia mengungkapkan, pansus akan berupaya untuk mempercepat proses kekurangan yang disyaratkan dalam surat Gubernur Banten. Syarat yang dianggap belum dipenuhi adalah dukungan anggaran selama tiga tahun baik dari eksekutif maupun legislatif, serta pusat pemerintahan dan asset.

“Persoalan kekurangan ini dicoba untuk di penuhi. Kami akan mengundang pemerintah untuk membahas mengenai kekurangan-kekurangan tersebut,” katanya.

Yadi mengaku mendapatkan informasi bila pemerintah Pandeglang memang mendukung pendanaan untuk daerah pemekaran baru di Pandeglang. Adapun alokasi anggaran yang disiapkan adalah sebesar Rp 3 miliar pertahun.

“Memang kabarnya alokasi anggaran yang disiapkan oleh Pemkab Pandeglang Rp 3 miliar pertahun. Namun, kami belum mendapatkan kepastian apakah benar anggarannya sebesar itu atau tidak,” katanya.

Yadi berharap persoalan batas wilayah, pusat ibukota, anggaran dan asset bisa segera selesai. Dengan begitu, harapan masyarakat untuk menjadi wilayah sendiri bisa segera terwujud. Apalagi keinginan itu didasari untuk percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (haryono/B)


Sumber:
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/05/19/pemekaran-wilayah-kabupaten-cibaliung-dan-caringin-dipercepat
19 Mei 2010

Sekilas Tentang Desa Caringin

Konon Caringin yang kini hanya sebuah Desa, pernah menjadi Ibu Kota Kabupaten Banten Barat. Setelah daerah ini hancur lebur akibat letusan gunung Krakatau pada tahun 1883 Ibu Kota Kabupaten itu dipindahkan ke Pandeglang dan berganti nama menjadi Kabupaten Pandeglang.

Meski sejak itu Caringin terdegradasi menjadi Desa, bagi perjalanan Sejarah Banten walau gimana pun juga Caringin tetaplah daerah penting akan mengingat sejarah perjuangannya yang di pimpin oleh K.H. Syekh Asnawi sewaktu masih hidup.

Menurut Ustadz Syaukattudin Inayah, sebut saja beliau adalah salah seorang Tokoh Caringin, atau bisa dikatakan Sesepuh Caringin. Kata Caringin berasal dari pohon besar yaitu pohon beringin yang memiliki makna yakni "Pohon Rindang Tempat Berteduh". Dimana pohon itu menjadi symbol bagi masyarakat Desa Caringin.

Adapun batas-batas wilayah untuk calon Kabupaten Caringin ini meliputi:
- Sebelah Utara : Kabupaten Serang
- Sebelah Barat : Selat Sunda
- Sebalah Timur : Kabupaten Pandeglang
- Sebelah Selatan : Kabupaten Pandeglang

Pada hasil Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pandeglang menetapkan Kecamatan Labuan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Caringin. Dalam rapat DPRD yang dibacakan juru bicara Sekwan Bambang Labuan dipilih secara aklamasi. Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 yang membahas tentang soal pemekaran daerah menyebutkan keputusan akhir rencana itu ada di DPR-RI.

Usul disampaikan melalui Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri kemudian dikaji oleh Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.Setelah disetujui Menteri Dalam Negeri mengajukan kepada Presiden. Kemudian diajukan dalam bentuk rancangan undang-undang ke DPR-RI untuk diputuskan. Kabupaten Caringin adalah calon wilayah otonom di Provinsi Banten. Wilayah ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Pandeglang. Rencana ini berawal dari keinginan warga diwilayah Barat Kabupaten Pandeglang untuk mensejahtrakan masyarakat yang ada disekitar Caringin khususnya, untuk membangun sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Caringin tentunya.

Selain daerah Caringin juga masih ada desa lain yang diikut sertakan untuk dipilih menjadi Kabupaten..?Yaitu Kabupaten Cibaliung. Adapun untuk wilayah-wilayahnya terdiri atas tujuh Kecamatan yakni, Kecamatan Labuan, Kecamatan Carita, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Jiput, Kecamatan Cikedal, dan Kecamatan Sukaresmi. Wilayah ini berpenduduk sekitar 208.138 jiwa.


Sumber :
http://syekh-asnawi.blogspot.com/2010/05/caringin-banten.html

Sejarah Caringin dan Pandeglang

Mungkin belum banyak yang tahu tentang sejarah Caringin dan Pandeglang. Mari kita baca bersama-sama.

Seperti kita ketahui bersama bersama bahwa pada tahun 1883 pernah terjadi letusan gunung Krakatau yang menghancurkan Caringin. Waktu itu Caringin merupakan ibu kota Kabupaten Banten Barat.

Setelah Caringin luluh lantak pusat ibu kota dipindah ke Pandeglang dan berganti nama menjadi Kabupaten Pandeglang.

Caringin kini hanya sebuah desa, meski sejak itu Caringin terdegradasi menjadi desa, bagi perjalanan sejarah Banten, Caringin tetaplah daerah penting. Caringin, menurut Syaukatuddin yang mengutip dari para kasepuhan, berasal dari kata beringin, yang berarti ’pohon rindang tempat berteduh’.

Mengikuti perkembangan pembagunan Caringin mulai ramai kembali dan pada tahun 2006 terbentuklan Kabupaten Caringin.

Pada tahun 2006 Kabupaten Caringin adalah salah satu calon wilayah otonom di Provinsi Banten. Wilayah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Pandeglang. Rencana ini berawal dari keinginan warga di wilayah Barat Kabupaten Pandeglang untuk mensejahterakan masyarakat.

Pada 14 Desember 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pandeglang menyetujui terbentuknya Kabupaten Caringin & Kabupaten Cibaliung. Calon kabupaten otonom ini terdiri atas 7 kecamatan, yakni Kecamatan Labuan, Kecamatan Carita, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Jiput, Kecamatan Cikedal, dan Kecamatan Sukaresmi. Wilayah ini berpenduduk sekitar 208.138 jiwa.

Diperjalanan proses peresmian dilakukan pengkajian dan disimpulkan jika Kabupaten Cibaliung dan Caringin mendapat persetujuan maka kemungkinan hal tersebut akan mematikan Kabupaten Induk-nya. Maka sesuai Undang-undang pemekaran wilayah tersebut tidak di perbolehkan mematikan daerah Induknya. Menurut beberapa pakar otonomi mungkin yang dapat dilakukan adalah dengan hanya menyetujui salah satu daerah pemekaran saja diantara dua wilayah yang akan di mekarkan tersebut dan yang disetujui hanya Kabupaten Caringin.


Sumber:
http://masanas.dagdigdug.com/2009/11/10/sejarah-caringin-dan-pandeglang/
10 November 2009